Bulan Muharram mengandung sejumlah peristiwa penting yang dapat direnungi oleh umat islam. Muharram pula termasuk bulan pertama dalam kalender Hijriah. Tidak hanya menjadi bulan yang pertama. Melainkan menjadi bulan suci pertama dari keempat bulan lainnya. Bulan Muharram pula menjadi bulan yang menyimpan momen penting dalam sejarah islam. Dalam hadits disebutkan dari kitab Riyadhus Shalihin, diriwayatkan dari Abu Bakrah, dari Nufai’ bin Harits, Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya zaman itu telah berputar sebagaimana keadaannya sejak hari Allah menciptakan” semua langit dan bumi. Setahun itu ada dua belas bulan dan di antaranya ada empat bulan yang suci, tiga berturut-turut, yaitu Dzulqa’dah, Dzulhijjah, dan Muharram. Sedangkan bulan keempatnya ialah bulan Rajab Mudhar yang jatuh antara Jumada dan Sya’ban.” (HR Muttafaq ‘alaih).
1.Diterimanya Taubat Nabi Adam A.S.
Di hari Asyura yang jatuh pada tanggal 10 Muharram, Allah SWT menerima taubatnya Nabi Adam AS. Hal ini dijelaskan dalam buku Menggapai Berkah di Bulan-Bulan Hijriah karya Siti Zamratus Sa’adah yang bersandar pada sebuah hadits. Abi Ishaq dari yazid berkata, “Aku bertanya kepada Ubaid bin Umair tentang puasa di hari Asyura, maka ia menjawab, ‘Muharram merupakan bulan Allah Al-Ashamm (yang tuli) di sana Allah menerima taubat Nabi Adam AS.'” Saat tinggal di dalam surga, Nabi Adam AS pernah terkena tipu daya iblis dan melakukan hal yang dilarang Allah SWT yakni memakan buah terlarang. Hal itu membuatnya diturunkan ke bumi bersama dengan istrinya yaitu Siti Hawa. Diterimanya taubat Nabi Adam AS juga termaktub dalam firman Allah SWT yang bunyinya: فَتَلَقَّىٰٓ ءَادَمُ مِن رَّبِّهِۦ كَلِمَٰتٍ فَتَابَ عَلَيْهِ ۚ إِنَّهُۥ هُوَ ٱلتَّوَّابُ ٱلرَّحِيمُ Artinya: “Kemudian Adam menerima beberapa kalimat dari Tuhannya, maka Allah menerima taubatnya. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.” (QS Al-Baqarah: 37).
2.Selamatnya Nabi Nuh AS Dari Musibah Banjir
Selamatnya Nabi Nuh AS dari musibah bencana banjir juga terjadi pada tanggal 10 bulan Muharram. Dalam perjalanan dakwahnya, hanya sedikit kaum Nabi Nuh yang beriman. Hingga akhirnya Allah SWT memerintahkan beliau untuk membuat kapal dan mendatangkan bencana banjir bandang yang menelan kaum kafir. Imam Ibnu Katsir dalam bukunya Kisah Para Nabi menerangkan, Qatadah dan ulama lainnya berkata, “Nabi Nuh dan para pengikutnya menaiki kapal pada tanggal sepuluh bulan Rajab, mereka berlayar selama 150 hari, setelah itu mereka berlabuh di Gunung Judiy selama satu bulan, dan mereka baru keluar dari kapal pada tanggal sepuluh bulan Muharram.”
3.Selamatnya Nabi Musa Dari Kerajaan Fir’aun
Nabi Musa AS diselamatkan dari kejaran Firaun pada hari Asyura atau sepuluh Muharram. Peristiwa ini juga menjadi dasar adanya puasa Asyura yang dikerjakan umat muslim dan kaum Yahudi. Dalam sebuah riwayat yang dinukil dari buku Koleksi Doa & Dzikir Sepanjang Masa karya Ustadz Ali Amrin Al Qurawy, dari Ibnu Abbas RA berkata, “Ketika tiba di Madinah, Rasulullah SAW mendapati orang-orang yahudi melakukan puasa Asyura. Ketika itu pula, Fir’aun dan kaumnya ditenggelamkan. Nabi Musa berpuasa pada hari ini dalam rangka bersyukur, maka kami pun mengikuti beliau berpuasa pada hari ini”. Rasulullah SAW pun berkata, ‘Kita seharusnya lebih berhak dan lebih utama mengikuti Musa daripada kalian.’ Setelah itu, Rasulullah SAW memerintahkan kaum muslimin untuk berpuasa.” (HR. Bukhari dan Muslim).
4.Disembuhkannya Nabi Ayyub AS Dari Sakit Kulit
Disebutkan dalam kitab Mukasyafatul Qulub karya Imam Al Ghazali, Allah SWT memberikan kesembuhan kepada Nabi Ayyub AS dari sakit kulit yang berkepanjangan pada 10 Muharram. Disebutkan dalam kitab Mukasyafatul Qulub karya Imam Al Ghazali, Allah SWT memberikan kesembuhan kepada Nabi Ayyub AS dari sakit kulit yang berkepanjangan pada sepuluh Muharram. Setelah bertahun-tahun, Allah SWT memerintahkan Nabi Ayyub untuk menghentakkan kakinya ke tanah hingga memancarlah air putih bersih dari perut bumi yang dapat menyembuhkan penyakit kulitnya. Peristiwa ini diabadikan dalam Al-Qur’an, Allah SWT berfirman: وَٱذْكُرْ عَبْدَنَآ أَيُّوبَ إِذْ نَادَىٰ رَبَّهُۥٓ أَنِّى مَسَّنِىَ ٱلشَّيْطَٰنُ بِنُصْبٍ وَعَذَابٍ. ٱرْكُضْ بِرِجْلِكَ ۖ هَٰذَا مُغْتَسَلٌۢ بَارِدٌ وَشَرَابٌ Artinya: “Dan ingatlah akan hamba Kami Ayyub ketika dia menyeru Tuhannya, ‘Sesungguhnya aku diganggu setan dengan penderitaan dan bencana.’ (Allah berfirman), ‘Hentakkanlah kakimu, inilah air yang sejuk untuk mandi dan untuk minum.'” (QS Shad: 41-42).
5.Nabi Isa Dilahirkan Dan Diangkat Ke Langit
Syaikh Ash-Shafuri dalam buku Nasihat Langit Penentram Jiwa menyebutkan bahwa Nabi Isa AS dilahirkan dan diangkat ke langit pada hari Asyura. Umat Islam meyakini bahwa hingga saat ini, Nabi Isa AS berada di langit. Ketika orang-orang kafir Bani Israil memiliki niatan untuk membunuh Nabi Isa AS, Allah SWT menyelamatkan beliau dengan mengangkatnya ke langit dan menjadikan orang yang mirip dengan Nabi Isa AS sebagai orang yang terbunuh dan disalib. Peristiwa ini terabadikan dalam surat An-Nisa ayat 157-158, Allah SWT berfirman: وَقَوْلِهِمْ إِنَّا قَتَلْنَا ٱلْمَسِيحَ عِيسَى ٱبْنَ مَرْيَمَ رَسُولَ ٱللَّهِ وَمَا قَتَلُوهُ وَمَا صَلَبُوهُ وَلَٰكِن شُبِّهَ لَهُمْ ۚ وَإِنَّ ٱلَّذِينَ ٱخْتَلَفُوا۟ فِيهِ لَفِى شَكٍّ مِّنْهُ ۚ مَا لَهُم بِهِۦ مِنْ عِلْمٍ إِلَّا ٱتِّبَاعَ ٱلظَّنِّ ۚ وَمَا قَتَلُوهُ يَقِينًۢا. بَل رَّفَعَهُ ٱللَّهُ إِلَيْهِ ۚ وَكَانَ ٱللَّهُ عَزِيزًا حَكِيمًا Artinya: “Dan karena ucapan mereka: “Sesungguhnya kami telah membunuh Al Masih, Isa putra Maryam, Rasul Allah”, padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang yang diserupakan dengan Isa bagi mereka. Sesungguhnya orang-orang yang berselisih paham tentang (pembunuhan) Isa, benar-benar dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu. Mereka tidak mempunyai keyakinan tentang siapa yang dibunuh itu, kecuali mengikuti persangkaan belaka, mereka tidak (pula) yakin bahwa yang mereka bunuh itu adalah Isa. Tetapi (yang sebenarnya), Allah telah mengangkat Isa kepada-Nya. Dan Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (QS An-Nisa: 157-158). Itulah lima di antara peristiwa penting pada bulan Muharram yang bisa direnungi maknanya oleh umat muslim. Sudah seharusnya, di bulan mulia ini umat muslim senantiasa memperbanyak ibadah serta mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Masyaallah haxmi
astaghfirullah