Ziarah Kubur: Sunnah Rasulullah Pada Malam Nisfu Sya’ban

Bulan Sya’ban merupakan bulan ke-8 dalam kalender Hijriyah. Seperti yang kita ketahui, bahwa bulan Sya’ban memiliki banyak keistimewaan yang bisa kita dapatkan kemanfaatannya bagi kehidupan kita. Dalam bulan Sya’ban, terdapat berbagai amalan sunnah. Namun amalan yang menyita banyak perhatian di bulan ini terjadi pada malam hari tanggal 15 Sya’ban yang biasa disebut dengan malam Nisfu Sya’ban.

Salah satu kesunahan yang dianjurkan di malam tersebut adalah berziarah kubur.  Seperti hadist yang diriwayatkan oleh Sayyidah Aisyah: 

 

عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ : فَقَدْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَيْلَةً فَخَرَجْتُ فَإِذَا هُوَ بِالْبَقِيعِ فَقَالَ أَكُنْتِ تَخَافِينَ أَنْ يَحِيفَ اللَّهُ عَلَيْكِ وَرَسُولُهُ قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنِّي ظَنَنْتُ أَنَّكَ أَتَيْتَ بَعْضَ نِسَائِكَ فَقَالَ إِنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ يَنْزِلُ لَيْلَةَ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ إِلَى السَّمَاءِ الدُّنْيَا فَيَغْفِرُ لِأَكْثَرَ مِنْ عَدَدِ شَعْرِ غَنَمِ كِلَب

 

Artinya: Dari Aisyah RA ia berkata, “Aku kehilangan Rasulullah SAW pada suatu malam. Kemudian aku keluar dan aku menemukan beliau di pemakaman Baqi Al-Gharqad.” Maka beliau bersabda, “Apakah engkau khawatir Allah dan Rasul-Nya akan menyia-nyiakanmu?” Kemudian aku berkata, “Tidak wahai Rasulullah SAW, sungguh aku telah mengira engkau telah mendatangi sebagian istri-istrimu.”

 

Kemudian Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya Allah menyeru hamba-Nya di malam Nisfu Syaban kemudian mengampuninya dengan pengampunan yang lebih banyak dari bilangan bulu domba bani Kilab (maksudnya pengampunan sangat banyak).” Hadits tersebut diriwayatkan oleh At-Tirmidzi, Ibnu Majah, Ahmad, dan Ibnu Hibban mengatakan hadits ini shahih.

 

Dari hadist ini, dapat kita ketahui bahwa nabi melakukan ziarah kubur pada malam nisfu Sya’ban. Dan dapat ditarik kesimpulan, bahwa berziarah kubur pada malam 15 sya’ban menjadi sebuah sunah yang dapat kita diamalkan.

Pada malam Nisfu Sya’ban (15 Sya’ban) yang bertepatan dengan (24/02/2024), seluruh santri Pondok Pesantren Darul Faqih bersama-sama melaksanakan salah satu amalan sunnah yang juga dilakukan nabi Muhammad S.A.W di malam Nisfu Sya’ban, yakni ziarah kubur yang dilaksanakan ba’da isya. Kegiatan ini juga disyiarkan kepada seluruh masyarakat yang ada di desa Pandanlandung dengan tujuan supaya mereka bisa ikut serta dalam melangsungkan sunah nabi pada malam Nisfu Sya’ban. Pun, kegiatan  ini juga di support oleh majlis Ilal Ahad Pandanlandung.

 

Serangkaian kegiatan ini dimulai dengan pelaksanaan shalat maghrib berjamaah, pembacaan surah Yasin sebanyak tiga kali yang diselingi dengan doa malam Nisfu Sya’ban. Kegiatan ini juga termasuk amalan sunah yang dapat dikerjakan di malam Nisfu Sya’ban. Kegiatan dilanjutkan dengan berziarah kubur.

Pada kesempatan kali ini, seluruh keluarga besar Darul Faqih beserta masyarakat desa Pandanlandung yang ikut serta,melakukan ziarah kubur ke beberapa sesepuh yang ada di desa Pandanlandung. Start pemberangkatan dimulai dari masjid Nurul Iman (untuk jama’ah laki-laki) dan makam Mbah Kyai Ra’un (untuk jama’ah perempuan) yang dimeriahkan dengan arak-arakan santri.

 

Jama’ah putri yang terdiri dari seluruh santri putri Pondok Pesantren Darul Faqih dan masyarakat terlebih dahulu melakukan ziarah kubur ke makam sesepuh desa Pandanlandung yakni Mbah Kyai Ra’un. Selesai berziarah ke makam mudin pratama desa Pandanlandung- mbah Kyai Ra’un, jamaah putri melanjutkan perjalanan dengan arak-arak yang dimeriahkan oleh tim banjari Pandanlandung. 

 

Destinasi selanjutnya sekaligus destinasi terakhir adalah berziarah ke makam Mbah Wali Jounjiet yang kisah hidupnya masih menjadi misteri di tengah-tengah masyarakat. Seluruh orang yang hadir berbondong-bondong memanfaatkan momen ini untuk memanjatkan doa diperuntukkan kepada Mbah Wali Jounjiet dengan khidmat dan khusyu’. Dalam hal ini, dipimpin langsung oleh Umma Nurul Laili Maulidiah selaku Khodimatul Ma’had Pesantren Darul Faqih. Sementara pemberhentian jamaah laki-laki adalah kidul kali. Di penghujung kegiatan, para santri masih sempat meminum susu murni yang juga termasuk sunah pada malam Nisfu Sya’ban.

Berlangsungnya kegiatan ini, menjadi sebuah himbauan bagi masyarakat bahwa masih ada makam-makam para sesepuh yang sudah seharusnya dikunjungi. Berharap dari kegiatan ini, kita memperoleh syafaat dari nabi Muhammad karena telah mengikuti sunnahnya dan mendapat fadhilah-fadhilah yang ada di bulan Sya’ban yang mulia ini. Amiin Ya Rabbal Alamiin.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *