AMALIAH BULAN SYA’BAN

Berikut ini beberapa amaliah Sya’ban berdasarkan kitab Lathaiful Ma’arif:

1. Berpuasa

Berpuasa di bulan Sya’ban dapat dilakukan dan digabung dengan puasa Senin – Kamis, dan puasa-puasa ayyamul bidh tanggal 13, 14, 15 Sya’ban.

Al-Imam Ibn Rajab al-Hanbali, murid terkemuka Syaikh Ibn Qayyim al-Jauziyah, menjelaskan keutamaan bulan Sya’ban ini, dalam kitab Lathaif al-Ma’arif, hal. 236.

2. Memperbanyak sedekah

Dalam menghadapi bulan istimewa (dilaporkannya amal manusia kepada Allah), umat Islam di tanah air melakukan tradisi ruwahan (memperbanyak sedekah), sehingga bulan ini disebut dengan bulan Ruwah. Ruwahan juga diambil dari kata arwah, yaitu tradisi untuk kirim doa untuk arwah ulama dan leluhur, saat “punggahan” di akhir Sya’ban menyambut Ramadhan. Para ulama menganjurkan agar memperbanyak sedekah pada momen-momen yang dianggap penting.

3. Memperbanyak baca al-Qur’an dan Menunaikan Zakat Mal

Imam Ibn Rajab al-Hanbali meriwayatkan dalam Lathaif al-Ma’arif hal. 258, bahwa kaum Muslimin sejak generasi sahabat memperbanyak ibadah (membaca al-Qur’an) dan menunaikan zakat mal pada bulan Sya’ban.
Memperbanyak ibadah pada malam Nishfu Sya’ban
Anjuran memperbanyak ibadah pada malam nishfu Sya’ban, karena malam penuh berkah, turunnya ampunan, obral rezeki dan kesembuhan dari penyakit. (Lathaif al-Ma’arif, hal. 261)

4. Memperbanyak ibadah pada malam Nishfu Sya’ban

Anjuran memperbanyak ibadah pada malam nishfu Sya’ban, karena malam penuh berkah, turunnya ampunan, obral rezeki dan kesembuhan dari penyakit. (Lathaif al-Ma’arif, hal. 261)

5. Berziyarah kubur pada malam Nishfu Sya’ban

Turunnya ampunan massal kepada umat Islam pada malam nishfu Sya’ban. Rasulullah SAW pergi ke makam para sahabat di Baqi’.

6. Shalat Sunnah berjama’ah pada malam Nishfu Sya’ban

Shalat sunnah berjama’ah pada malam nishfu Sya’ban merupakan tradisi sejak generasi salaf, yaitu para tabi’in dari para fukaha Syam. (Lathaif al-Ma’arif, hal. 264)