Malang, Kamis, 18 Juli 2024 – Kegiatan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah dan pesantren (MPLSP) di Darul Faqih Indonesia memasuki hari keempat dengan penuh semangat dan antusiasme. Pada hari ini, fokus utama kegiatan adalah seminar inspiratif yang bertujuan membangun pemahaman santri tentang keberagaman.
Seminar yang berlangsung di Masjid Dafa Shofia ini menghadirkan dua pembicara hebat yang berkompeten di bidangnya pada hari keempat MPLSP ini. Pembicara pertama, Dr. Mohamad Anas, S.Fil.I., M.Phil. (Dosen Universitas Brawijaya Kepala UPT Pengembangan Kepribadian Mahasiswa UB), membuka acara dengan topik ‘Membentuk Karakter Kewargaan Inklusif, Nasionalis dan Religius’. Dalam presentasinya, Dr. Mohamad Anas menekankan pentingnya menumbuhkan sikap inklusif bagi santri di era gempuran zaman ini.
“Perlu diingat, agar kita bisa menjadi muslim dan muslimah yang religius dan nasionalis, tetap kita harus membela tanah air, toleransi, dan menghargai budaya lokal sebagai wujud gotong royong” ujar Dr. Mohamad Anas dalam seminar tersebut.
Selanjutnya, seminar dilanjutkan dengan sesi kedua yang dipandu oleh Lhulu An-Nisa, S.Psi., seorang Praktisi Psikolog Anak yang telah berpengalaman dalam evaluasi psikologis. Beliau mengangkat tema ‘Sahabatku Teman Ngajiku, Menjadi Santri Seutuhnya’. Dalam paparannya, Lhulu An-Nisa mengajak para siswa untuk dapat mengemukakan suaranya dan menciptakan lingkungan pertemanan yang sehat dan suportif di lingkungan pesantren.
Pada sesi tanya jawab, salah satu santri MA Darul Faqih Indonesia mengajukan pertanyaan, “Bagaimana agar tidak merasa gengsi dan dapat lebih terbuka kepada orang tua?”, dengan tegas Lhulu An-Nisa menjawabnya, “Gengsi itu sesuatu yang tidak boleh dipelihara. Terutama kepada orang tua. Karena kita tidak pernah bisa memutar waktu, ketika kita kehilangan. Apalagi kehilangan orang tua, itu adalah part yang paling berat dalam hidup. Hidup cuma sekali, masa ga bisa dekat dengan orang tua? Dibalik banyaknya alasan mengapa kamu bisa merasa seperti ini, buat perubahan-perubahan kecil dari diri kamu sendiri, jalin komunikasi yang lebih baik, hingga orang tua kamu mengerti apa yang kamu butuhkan sebagai seorang remaja”.
Dengan semangat yang semakin menyala, para santri baru Darul Faqih Indonesia siap menghadapi hari-hari terakhir MPLSP dengan penuh antusiasme. MPLSP ini diharapkan dapat menjadi awal yang baik bagi perjalanan akademis mereka di sekolah dan pesantren ini.