PERINGATAN 1 ABAD NAHDLATUL ULAMA “MERAWAT JAGAT, MEMBANGUN PERADABAN”

 

 Nahdlatul Ulama adalah organisasi keagamaan islam Indonesia didirikan oleh KH. Hasyim Asyari kepala pesantren di Jawa Timur. NU memiliki anggota berkisar dari 40 juta (2013) hingga lebih dari 95 juta pada Tahun (2021) yang menjadikannya sebagai organisasi Islam terbesar di dunia.NU juga merupakan badan amal yang mengelola pondok pesantren, sekolah, perguruan tinggi, dan rumah sakit serta mengorganisir masyarakat untuk membantu peningkatan kualitas hidup umat Islam.

     NU didirikan pada 16 Rajab 1344 H (yang bertepatan dengan tanggal 31 Januari 1926) di kota Surabaya oleh seorang Ulama dan para pedagang untuk membela praktek islam tradisional (sesuai dengan akidah Asy’ariyah dan fiqih Madzhab Syafi’i) dan kepentingan ekonomi anggotanya.Pandangan keagamaan NU dianggap “tradisionalis” karena menoleransi budaya lokal selama tidak bertentangan dengan ajaran Islam.Hal ini membedakannya dengan organisasi Islam terbesar kedua di Indonesia, Muhammadiyah yang dianggap “reformis” karena membutuhkan interpretasi yang lebih literal terhadap AL-QURAN dan SUNNAH.

 (Selasa/07/02/2023) yang bertepatan dengan 16 Rajab 1444 H, seluruh warga Nahdlatul Ulama memperingati 1 Abad Nahdlatul ulama di Stadion Delta Sidoarjo, Jawa Timur. Juru bicara panitia puncak resepsi 1 Abad NU Rahmat Hidayat Pulungan mengatakan bahwa panitia telah menyiapkan berbagai kegiatan selama 24 jam nonstop. Puncak HARLAh 1 Abad Nu akan diisi kegiatan yang bersifat ritual keagamaan, resepsi puncak harlah, karnaval Nusantara, panggung hiburan rakyat, hinggan bazar UMKM.

Santri putri Darul Faqih yang mengikuti acara perayaan peringatan 1 Abad NU di Stadion Delta Sidoarjo

Para asatidzah yang mendampingi

 Pondok Pesantren Darul Faqih memberangkatkan 9 santri putri bersama para asatidzah untuk mengikuti acara puncak 1 Abad Nahdlatul Ulama ini. Rombongan dari Pesantren Darul Faqih bergabung bersama rombongan dari Nahdlatul ulama ranting pandan landung.  Diawali  dengan penyampaian informasi, instruksi, dan do’a oleh Mudin pandan landung, Bapak Muhammad Ikhsan pada pukul 17:13 WIB di Masjid Noor Desa Pandan Landung, Wagir, Malang. Dilanjutkan dengan pemberangkatan yang start di Kecamatan Wagir setelah melaksanakan shalat  maghrib berjamaah.Dan sampai di lokasi perayaan 1 Abad NU pada pukul 22:47 WIB.

 Dimulailah acara peringatan 1 Abad Nahdlatul ulama dengan susunan acara:

00:00 WIB: Lailatul Qiroah oleh KH. Mutawakkil Alallah dan Prof. KH. Said Agil Husein Al Munawar

01:00 WIB: Manaqib Syekh Abdul Qadir al-Jailani oleh Mualana Syeikh As-Syarif Prof. Muhammad Fadhil Al-Jailani

02:00 WIB: Qiyamul Lail (Ratib Al-Attas dan Asmaul Husna) dipimpin oleh KH.R. Ahmad Aza07:00 WIB: Resepsi 1 Abad NU diawali pembacaan Istighosah disambung pembacaan puisi oleh KH Zawawi Imronim Ibrahimy dan Al-Habib Luthfi bin Ahmad Al-Atlas

03:00 WIB: Pembacaan Ijazah Qubro oleh Al Habib Muhammad Luthfi bin Yahya

04:00 WIB: Shalat Subuh berjamaah dipimpin oleh Al-Habib Syech bin Abdul Qodir Assegaf

05:00 WIB: Kegiatan shalawatan dipimpin oleh Al-Habib Syech bin Abdul Qodir Assegaf

07:00 WIB: Resepsi 1 Abad Nu diawali pembacaan Istighosah disambung pembacaan puisi oleh KH Zawawi Imron

Presiden Joko Widodo memberi sambutan kepada masyarakat

11:00 WIB: Acara hiburan berupa qasidah dari grup musik dan pembacaan Sholawat Asyghil

14:00 WIB: Acara sajian Karnaval Nusantara yang dilakukan oleh Banser dari Alun-alun Sidoarjo hingga Parkir Timur Stadion Gelora Delta Sidoarjo

18:00 WIB: Hiburan rakyat di dalam Stadion Gelora Delta yang diisi oleh Maher Zain, Slank, dan Rhoma Irama untuk masyarakat Sidoarjo.

     Satu abad ini adalah tirakat para kyai, para ulama, yang tidak pernah berhenti meyakini bahwa tanah air Indonesia adalah tanah air yang di berkahi Allah, dan tidak pernah berhenti meyakini bahwa pertolongan Allah selalu ada. Satu abad ini kita harus bersyukur, berkhidmah dengan ikhlas, tirakat satu abad, menjadi raksasa Nu. Nahdlatul ulama telah membersamai kemerdekaan Indonesia mulai dari masa penjajahan hingga sekarang. Membangun peradaban membutuhkan wadah perjuangan. Bagi Nu, mencintai negara dapat di wujudkan dengan menjaga iman.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *