Pondok Pesantren Darul Faqih Resmikan Sumur Bor

BMH hadir melakukan pengeboran sumur dan fasilitas air bersih sebagai pengadaan air bersih untuk keluarga besar Darul Faqih Indonesia. Sumur bor ini merupakan sedekah jariyah dari Almarhum dr. Djujuk Rahmad Basuki Sp.An, KAKV, KAR.

Kegiatan peresmian dilangsungkan pada hari Sabtu, 27 April 2024 yang bertepatan dengan 18 Syawal 1445 H. Acara dibuka oleh pembawa acara, Al-Ustadz Abi Lazkar Amar Ma’rufi dan dilanjutkan dengan lantunan ayat suci Al-Qur’an yang disampaikan oleh ananda Muhammad Ghulam Salim Asyrofi. 

“Alhamdulillah pengeboran berjalan dengan sukses. InsyaAllah siap untuk kita manfaatkan terlebih setelah hari ini kita akan mengadakan seremonial peresmian pemanfaatan dari sumur bor ini. Semoga shodaqoh ini benar-benar diterima oleh Allah subhanahu wata’ala, pahalanya dikirimkan kepada almarhum almarhumah beserta keluarga. Demikian juga bagi keluarga BMH yang mengusahakan sumur ini menjadi jariyah, mengalir hingga hari kiamat dan buahnya dapat dipetik di surga nanti.” tutur Dr. KH. Faris Khoirul Anam, Lc,. M.H.I selaku pengasuh pondok pesantren Darul Faqih Indonesia dalam sambutannya.

Al-Ustadz Luqmanul Hakim, manager BMH Malang mengucapkan syukur dan terima kasih kepada keluarga besar dr. Djujuk atas sedekah jariyah berupa sumur ini. “Alhamdulillah dalam kedalaman 55 meter air mengalir dengan deras, InsyaAllah semoga dapat bermanfaat.”  ucapnya.

Peresmian sumur disimbolkan dengan penandatangan prasasti, pemotongan pita, dan menyalakan kran air.

Donatur dr. Akmal Fauzi menyampaikan, semoga amanah dari almarhum berupa sumur ini bisa bermanfaat bagi semua yang ada di pondok Darul Faqih, baik santri maupun pengurus. “Semoga amalan ini dapat bermanfaat dan berguna bagi almarhum ayah saya, pengurus dari BMH, dan juga bagi keluarga besar Darul Faqih sendiri.” ujarnya.

Adanya sumur bor ini, menurut Abiina Faris, karena adanya tiga aspek, yaitu keterbatasan, kebutuhan dan perencanaan masa depan. Yang pertama adalah keterbatasan tentu karena pesantren ini masih membangun, menyusun sarana dan prasarana termasuk air bersih. Yang kedua adalah aspek kebutuhan, ratusan santri butuh air untuk kebutuhan sehari-harinya, maka air menjadi kebutuhan primer. Dan yang ketiga adalah rencana masa depan, sebagaimana segala sarana prasarana disiapkan menjalani pembangunan sebagai penyediaan fasilitas bagi para santri. Maka akan terus bertambah kebutuhan para santri beriringan dengan berkembangnya pesantren ini.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *