Sejarah Berdirinya Pondok Pesantren Darul Faqih Malang Indonesia

Syaikhul Ma’had

Pengasuh Pesantren atau Syaikhul Ma’had sekaligus Pembina Yayasan Darul Faqih KH. Faris Khoirul Anam, Lc., M.H.I. Lahir di Lumajang, pada 6 Juni 1981. Menyelesaikan pendidikan formal S-1 di Universitas Al-Ahgaff Hadhramaut Yaman – Fakultas Syari’ah, Jurusan al-Syari’ah wa al-Qanun (2004) dan S-2 di UIN Sunan Ampel Surabaya Jawa Timur – Konsentrasi Syari’ah (2010). Saat ini telah menyelesaikan program doktoral di UIN Maulana Malik Ibrahim. Sedangkan pendidikan non-formal ditempuh di Pesantren llmu al-Qur’an (PIQ) Singosari Malang (1993 – 2000) Qubbah Murayyim Li Tahfzih al-Qur’an al-Karim, Hadramaut Yaman.

Aktifitas keseharian sebagai Dosen Pendidikan Agama Islam di Universitas Negeri Malang (UM), Anggota Komisi Fatwa MUI Jawa Timur, Wakil Direktur Aswaja NU Center PWNU Jawa Timur, Wakil Katib Syuriah PCNU Kota Malang, Narasumber program Hujjah Aswaja, Kiswah Sore, dan program Mutiara Hikmah TV9 Nusantara, Pengasuh Rubrik Aswaja pada Majalah Aula NU, Pengasuh Kajian Tafsir pada Sabtu malam (Maghrib – Isya) di Masjid Agung Jami’ Kota Malang, serta beberapa majlis taklim lainnya di kota ini.

Menerbitkan beberapa buku popular dan terjemahan, antara lain:

  1. Fikih Media Sosial: Cerdas Berbagi Informasi (2019), Ada Bid’ah di Masjid (2009)
  2. The Amazing Rasulullah: Menguak Sisi Unik dan Inspiratif Keseharian Nabi Muhammad (Pro-U Media Yogyakarta, 2018),
  3. Khazanah Aswaja (Penerbit Khalista Surabaya, 2017, anggota tim penulis),
  4. Risalah Masjid: Melestarikan Ahlussunnah Wal-Jama’ah di Rumah Allah (Penerbit Muara Progresif Surabaya, 2017),
  5. Risalah Ahlussunnah Wal-Jama’ah (Penerbit Khalista Surabaya, 2012, anggota tim penulis),
  6. Suap yang Tidak Haram: Penegakan Hukum Ala Fikih (Indes Publishing Yogyakarta, 2016),
  7. Fikih Praktis: Mengenal Tata Cara Bersuci, Shalat, Puasa, Zakat (al-Furqon Media, Malang, 2011),
  8. Manaqib al-Imam al-Muhajir ilallah Ahmad bin Isa – Leluhur Walisongo dan Habaib di Indonesia (Darkah Media Malang, 2010),
  9. Dari Pesantren untuk Bangsa – Biografi Mantan Menteri Agama RI KH Mohammad Iljas (Yayasan KH. Saifuddin Zuhri Jakarta, 2009, anggota tim penulis),
  10. Fikih Jurnalistik – Etika dan Kebebasan Pers Menurut Islam (Pustaka al-Kautsar Jakarta, 2009),
  11. Sang Guru Qur’an – Biografi KH. Basori Alwi (Yayasan Alwi Murtadho Jakarta, 2008, anggota tim penulis).
  12. Sedangkan buku terjemahan antara lain Rahasia Doa Mustajab (al-Tazkia Jakarta, 2007), Islam Menjawab Tuduhan (al-Tazkia Jakarta, 2009), Tarikh Khulafa (Qisthi Press Jakarta, 2009), Latufsidunna fi al-Ardhi Marratain (Qisthi Press, Jakarta, 2009), Menshalati dan Mengkafani Jenazah – Hukum dan Tatacaranya (al-Tazkia Jakarta, 2009).

Sedangkan buku terjemahan antara lain:

  1. Rahasia Doa Mustajab (al-Tazkia Jakarta, 2007),
  2. Islam Menjawab Tuduhan (al-Tazkia Jakarta, 2009),
  3. Tarikh Khulafa (Qisthi Press Jakarta, 2009),
  4. Latufsidunna fi al-Ardhi Marratain (Qisthi Press, Jakarta, 2009),
  5. Menshalati dan Mengkafani Jenazah – Hukum dan Tatacaranya (al-Tazkia Jakarta, 2009).

Syaikhatul Ma’had

Ibu Nyai Pesantren atau Syaikhatul Ma’had sekaligus Pembina Yayasan Darul Faqih Malang Indonesia Nurul Laili Maulidiah, A.Md. lahir di Malang, pada 20 November 1985. Nyantri sejak usia sekolah dasar kelas 1 dan 2 di Pondok Pesantren al-Munawwariyah Sudimoro Bululawang, dan menjadi “anak angkat” KH. Maftuh Sa’id. Selama 2 (dua) tahun, tinggal di ndalem dan mendapatkan binaan langsung dari Kiai Maftuh dan Bu Nyai Ma’rufatun. Selanjutnya melanjutkan pendidikan dasar di MI at-Taroqqie Malang yang didirikan oleh al-Habib Ahmad al-Aydrus.

Selepas menyelesaikan pendidikan dasar pada 1997, melanjutkan pendidikan di Pondok Pesantren Salafiyah Bangil Pasuruan, selama 8 (delapan) tahun (1997-2005), sekaligus mengikuti pendidikan formal MTs dan MA di lembaga yang sama. Pada 2005, menjadi guru tugas di Pondok Pesantren Miftahul Ulum (Raudhatul Ulum IV) Ganjaran Gondanglegi Malang asuhan KH. Ahmad Kholili. Pada 2005 – 2009 melanjutkan kuliah, mengambil Jurusan Tata Boga Fakultas Tekhnik Universitas Negeri Malang.

Pada 2008 dinikahi oleh Faris Khoirul Anam dan kini Allah telah mengaruniakan 4 (empat) anak, yaitu Khansa Mahmada (12 tahun), M. Amjad Hammadi Abdurabbih (10 tahun), M. Nassyath Hamudi Abdulwafi (8 tahun), dan M. Syaukat Humada Abdulbari (4 tahun).

Berdirinya Darul Faqih

Dengan keinginan berbagi ilmu, Syaikhul dan Syaikhatul Ma’had mendirikan Pesantren Darul Faqih  yang berlokasi di jalan Gapura nomor 197 desa Pandanlandung, Kecamatan Wagir, Kabupaten Malang, Propinsi Jawa Timur. Lokasi pesantren ini strategis, karena terletak + 5 Km dari pusat Kota Malang. Dilakukan peletakan batu pertama pada tahun 2017 di atas tanah seluas 2.000 M2 (+ 500 meter persegi merupakan bangunan induk di sisi Timur dan 1.500 meter persegi merupakan gedung pengembangan di sisi Barat)

Pada tahun 2018 Darul Faqih mulai menerima santri angkatan pertamanya sejumlah 12 santri putra. Dan 14 santri putri pada tahun 2019. Darul Faqih berkembang sangat pesat pada tahun 2023 santri Darul Faqih telah mencapai sekitar 75 santri putri dan 123 santri putra.

Makna Darul Faqih

Penamaan Darul Faqih meneladani sebuah lembaga yang ada di Tarim, Hadramaut, Yaman. Gedung lembaga yang berlokasi di antara Masjid Ba’alawi dan Masjid as-Saggaf, serta berdekatan dengan Rubath Tarim ini menjadi tempat kajian, bahkan pertemuan para mufti kota ilmu dan ulama itu dalam pembahasan-pembahasan masalah keagamaan.

Darul Faqih berarti rumah ahli fikih. Sementara pengertian fikih secara etimologi lebih luas dari cakupan makna istilahnya. Makna fikih secara istilah ruang lingkupnya lebih sempit, yakni ‘ilmu tentang hukum syariat dalam bentuk praktik yang diambil dari dalil terperinci’. Sementara secara bahasa makna fikih mencakup semua ajaran agama

Sistem Pendidikan

            Upaya mencerdaskan kehidupan bangsa menjadi tanggungjawab bersama. Hal ini merupakan konsepsi budaya yang menuntut kesadaran harga diri, harkat, dan martabat, kemandirian, tahan uji, pintar dan jujur, berkemampuan kreatif, produktif, dan emansipatif. Pada konteks bernegara, pemikiran para pendiri republik sudah menembus masa, mendahului lahirnya paham-paham pembangunan progresif yang menempatkan manusia sebagai subjek luhur bahwa pembangunan yang sesungguhnya adalah pembangunan manusia seutuhnya. Instrumen yang paling mendasar untuk membangun manusia seutuhnya adalah memastikan setiap warga negara memperoleh hak terhadap pendidikan. Pendidikan yang selama ini mengedepankan ranah kognisi (pengetahuan) belaka harus diubah melalui penyeimbangan pengetahuan dengan sikap dan keterampilan. Hal ini bertujuan agar pendidikan mampu melahirkan generasi yang cerdas dan bermoral. Konsep tentang pendidikan karakter dengan mengedepankan moralitas dalam penyelenggaraan pendidikan adalah pendidikan karakter yang berbasis pada tradisi lokal dan lokalitas ajaran agama, mampu memberikan pelajaran hidup yang berguna bagi proses perkembangan kedewasaan seseorang melalui proses pendidikan. Fakta empirik berbagai lembaga pendidikan seperti pesantren merupakan subkultur (sistem nilai) yang memberikan muatan nilai spiritual dan moral pada setiap perilaku masyarakat dalam berbagai kegiatan: pendidikan, budaya, ekonomi, sosial dan kenegaraan.

Darul Faqih menggunakan kurikulum Hadramaut-Yaman dengan Visi Terwujudnya Lembaga Pendidikan Unggul Pencetak Kader Pemimpin Berkarakter Islami-Qurani yang berkualifikasi (Qualified) Percaya Diri (Confident) dan Rendah Hati (Humble) dan dengan Misi Melestarikan nilai al-Qur’an, Sunnah Nabi, dan ajaran para ulama Ahlussunnah Wal-Jama’ah, Mengembangkan pendidikan dan dakwah Islam, Mempersiapkan generasi yang berakhlakul karimah, istiqamah ibadah, memahami keilmuan agama (tafaqquh fi al-din), dan memiliki ketrampilan hidup (life skills).

Pandangan Masyarakat

Pandangan masyarakat sekitar terhadap Darul Faqih pun cenderung positif. Terlihat masyarakat sekitar terutama warga desa Pandanlandung ikut andil dalam lembaga-lembaga sosial yang diadakan oleh Yayasan Darul Faqih seperti Taman Pendidikan al-Qur’an (TPQ) Plus Permata Darul Faqih, Majelis Tamasya (Tathwir Mawarid Basyariah), Majelis Taklim Ahad Pagi Sehidup Se-Surga, Majelis Taklim Katakan Cinta, Majelis Fikih Parenting, Pesantren Tematik Akhir Pekan  (Thematic Weekend Boarding School), Griya Sakinah Mawaddah wa Rahmah. Mayoritas santri Darul Faqih kini pun merupakan warga Pandanlandung sendiri yang mana orang tua mereka mempercayakan anaknya kepada Darul Faqih sebagai lembaga pendidikan yang berkualitas.

 Andika, warga sekitar (2023) mengatakan Darul Faqih sangat membantu untuk wilayah sekitar dengan adanya banyak kegiatan-kegiatan positifnya. Ia sebagai warga sangat terbantu dengan adanya Darul Faqih.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *