Memperingati tahun baru islam 1 Muharram 1446 H dan hari lahir ke-9 Majelis Ilal Ahad, Pada (06-07/07/2024) santri Pondok Pesantren Darul Faqih serta warga sekitar ikut serta dalam rangkaian acara yang digelar oleh pihak pemerintah desa Pandanlandung yang berkolaborasi dengan Majelis Ilal Ahad.
Rangkaian acara pertama yakni kirab, telah dilaksanakan di hari sebelumnya. Antusias santri, jamaah tahlil, hingga lembaga TPQ yang berada di sekitar Pandanlandung patut diapresiasi. Tiap instansi telah menyiapkan berbagai tampilan menarik bertemakan kebudayaan islam yang memanjakan mata bagi siapapun yang melihatnya.
Acara kedua, yakni tabligh akbar dengan majelis shalawat di halaman balai desa Pandanlandung. Majelis ini diisi oleh KH. Faris Khoirul Anam Lc., M.H.I., pengasuh pondok pesantren Darul Faqih Indonesia yang streaming dari Makkah al-Mukarromah, dan KH. Anas Fauzi, penghulu viral.
Mula-mula, Bapak yuliono selaku ketua majelis Ilal Ahad, menyampaikan sambutan berisi ungkapan terimakasih yang ditujukan kepada donatur karena telah membantu memperlancar acara ini. Ungkapan terimakasih yang kedua ditujukan kepada warga karena membantu menyediakan konsumsi. Terima kasih juga beliau sampaikan kepada tim pengamanan yang membuat acara berjalan berjalan lancar tanpa halangan. Tak lupa, terima kasih juga diucapkan kepada pemerintah pandanlandung karena mau berkolaborasi.
Pada malam hari itu, acara dilanjutkan dengan pemberian beasiswa kepada anak yatim piatu oleh lembaga LAZISNU guna menyalurkan dana-dana yang telah dipercayakan oleh para donatur untuk disalurkan kepada yang lebih membutuhkan. Bantuan ini diserahkan oleh ketua LAZISNU bapak Ebing.
Ceramah yang disampaikan oleh Dr. KH. Faris Khoirul Anam, Lc., M.H.I menjadi acara selanjutnya. Beliau berhalangan hadir ditempat karena sedang menjalankan ibadah haji di tanah suci. Dengan seluruh keterbatasan yang ada, Khodimul majelis Ilal Ahad ini berkenan meluangkan sedikit waktu beliau untuk memberikan tausiah singkat bagi kita semua melalui google meet. Diawali dengan ucapan selamat untuk Milad Ilal Ahad ke-9, beliau menerangkan mengenai 3 filosofi tentang angka 9.
Filosofi pertama adalah angka 9 memiliki arti kesempurnaan. Hal ini dapat terjadi karena angka tunggal yg paling tinggi adalah angka 9. Pengasuh pondok pesantren Darul Faqih ini berdoa semoga Ilal Ahad semakin dekat dengan kesempurnaan sebagai ciptaan bukan sebagai sang khalik, sang pencipta. Semoga Ilal Ahad tidak mengalami penurunan namun keistiqomahan, terus menuju kesempurnaan selagi didasari niat yg tulus semata-mata mencari ridho Allah, mengajak masyarakat kepada Allah.
Filosofi kedua adalah angka 9 bermakna kewalian. KH Faris berdoa, dengan diperingatinya milad ke-9 ini, semoga Ilal Ahad makin disayang oleh Allah sebagaimana Allah menyayangi para wali.
Filosofi ketiga adalah angka 9 mempunyai makna mulia. Abina Faris juga berdoa semoga dengan komitmen dan niat para pengurusnya yang kompak berjuang untuk “Lillah” bukan untuk ambisi pribadinya, Allah akan mengangkat derajatnya.
Dalam penyampaiannya, Abinaa Faris tak lupa memberi penjelasan seputar bulan Muharram. “Muharram itu identik dengan hijrah dari Makkah ke Madinah. Maka ada satu doa yang diperintahkan Allah untuk dibaca oleh nabi Muhammad dan semoga menjadi keistimewaan untuk kita yakni surat Al-isra’ ayat 80, yang sudah hafal monggo diistiqomahkan, yang belum monggo dibiasakan.” Ketika itu, nabi muhammad mendapat gangguan di Makkah, maka Allah memerintahkan nabi Muhammad untuk migrasi ke Madinah dan membaca surat Al-Isra’ tadi.
Pasca Dr. KH. Faris Khoirul Anam, Lc., M.H.I pamit undur diri dalam kehadiran beliau secara daring, acara berlanjut dengan penyampaian tausiah yang disampaikan oleh KH. Anas Fauzie. “Ada tiga perisai manusia, yang pertama adalah suka membaca Al-Qur’an, yang kedua adalah suka sholat jamaah, dan yang terakhir adalah suka wiridan”- tutur penghulu viral ini. Beliau juga menuturkan bahwa orang yang tidak bisa membaca Al-qur’an pun boleh membaca Al-Qur’an asal tidak sampai tawalli, tidak bisa tapi sok bisa, karena hal seperti itu bisa merubah sesuatu yang hukum awalnya tidak menyebabkan dosa, menjadi sebuah dosa karena keangkuhannya dalam melakukan sesuatu.
Acara pada malam hari ini ditutup dengan pemotongan tumpeng sebagai wujud rasa syukur kepada Allah atas segala yang telah diberikan oleh Allah selama ini dan pembacaan dzikrul jalalah yang dipimpin oleh ketua ranting NU Pandanlandung, bapak Masduki. Diselenggarakannya kegiatan ini, berharap semoga persatuan, kesatuan, dan persaudaraan antar masyarakat dapat terjalin lebih baik lagi.