Kisah Sang Rajab

“Sesungguhnya di surga terdapat sungai yang dinamakan Rajab, airnya lebih putih daripada susu dan rasanya lebih manis dari madu. Barangsiapa puasa sehari pada bulan Rajab, maka ia akan dikaruniai minum dari sungai tersebut.” (al Ilal al Mutanahiyah, 2/65)

Rajab adalah salah satu bulan suci atau Asyhurul Haram umat Islam. Maksud bulan Asyhurul Haram adalah bulan mulia. Bulan tersebut merupakan bulan ke 7 kalender Hijriah. Nama bulan Rajab berasal dari kata rajaba asy-Syai’a, yang artinya memuliakan dan menghormati. Ada juga yang mengatakan bahwa Rajab berarti berhenti dari perang. Pada masa Jahiliyah, masyarakat Arab sangat memuliakan bulan Rajab dengan  melarang pertempuran. Mereka juga memiliki ritual penyembelihan serta memberi makan orang-orang sebagai bentuk kemuliaan. Lalu, setelah agama Islam mulai berkembang, Rajab semakin dipertegas dengan banyaknya wahyu yang turun di bulan itu. Hal ini dijelaskan oleh Abu Nashr al-Farabi dalam kitab Al-Shihah Taaj Al-Lughah: “Rajab artinya mulia, aku merajabkan sesuatu yakni memuliakannya dan mengagungkannya, dan sesuatu itu mulia. Dan karena itulah rajab dinamakan rajab; karena memang orang-orang terdahulu di zaman jahiliyah memuliakan bulan tersebut dan tidak menghalalkan peperangan”. 

Selain itu, banyak juga peristiwa yang terjadi di bulan Rajab. Inilah beberapa peristiwa yang terjadi di bulan Rajab : 

  1. Isro’ Mi’roj

Peristiwa isra’ mi’raj terjadi pada tanggal 27 Rajab setahun sebelum kenabian atau tahun ke 10 kenabian, yaitu antara tahun 620 – 621 M. Peristiwa tersebut merupakan salah satu peristiwa paling berpengaruh dalam sejarah Islam. Hal ini dikarenakan turunnya wahyu shalat pada peristiwa tersebut. Pada peristiwa tersebut, Nabi Muhammad pergi ke Yerusalem. Kemudian dilanjutkan ke langit ke 7 dengan menaiki Buraq dalam semalam. Selain itu, beliau juga melihat berbagai peristiwa dalam perjalan tersebut. Sebagaimana tertulis dalam Al-Qur’an, surah Al-Isra’ ayat 1

  1. Nabi Muhammad mulai ada dalam kandungan Sayyidah Aminah RA.

Sayyidah Aminah merupakan ibunda Rasulullah SAW. Beliau mengandung, melahirkan, dan mendidik Rasulullah SAW sampai waktu yang Allah tentukan. Kisah mengenai masa kehamilan dan melahirkan beliau pun terekam dengan jelas dalam khazanah sejarah Islam. Prof Quraish Shihab dalam kitab Membaca Sirah Nabi Muhammad menjelaskan pada bulan tersebut, sayyidah Aminah RA. didatangi Nabi Adam AS. Beliau menyampaikan, bahwa yang dikandung Sayyidah Aminah adalah Sayyidil Basyar atau pemimpin manusia. Selain itu, pada bulan – bulan selanjutnya beliau juga didatangi nabi-nabi yang lain. 

  1. Hijrah pertama ke Habasyah 

Untuk pertama kalinya, Nabi Muhammad SAW memerintahkan para sahabat setia untuk melakukan Hijrah ke Habasyah (Etiopia) pada bulan Rajab tahun ke-5 kenabian atau pada tahun 9 Sebelum Tarikh Hijriah (613 M) atau tahun 7 Sebelum Tarikh Hijriah (615 M) . Kala itu, Habasyah diperintah oleh seorang raja bijaksana bernama Najasyi. Hijrah ini dilakukan untuk menyelamatkan umat Islam dari gangguan kaum kafir Mekkah yang sangat memusuhi kaum muslim. 

  1. Meninggalnya raja Habasyah

Dialah Ashamah bin Abjar yang dikenal dengan sebutan An-Najasyi . Raja Al-Habasyah ini wafat pada bulan Rajab tahun 9 Hijriah. An-Najasyi bisa dikatakan tabi’in, namun boleh pula dikatakan sebagai sahabat. Hubungannya dengan Rasulullah SAW berlangsung melalui surat menyurat. “Ketika beliau wafat, Nabi SAW melakukan sholat ghaib untuknya, sholat yang belum pernah beliau lakukan sebelumnya,” urai Dr Abdurrahman Ra’at Basya dalam bukunya yang berjudul “Mereka adalah Para Tabi’in”. Menurut Abdurrahman Ra’at Basya , An-Najasyi memimpin negeri secara baik dan adil setelah sebelumnya didominasi oleh kezaliman dan kejahatan. Seperti dalam firman Allah yaitu Az-Zumar ayat 10, Surah An-Nisa ayat 100 dan surah Al-Kahfi

  1. Kelahiran Ali bin Abi Thalib RA. 

Ali bin Abi Thalib lahir sekitar 13 Rajab 23 SH/17 Maret 599 Masehi – wafat 21 Ramadhan 40 Hijriyah/661 Masehi adalah khalifah keempat yang berkuasa dan Imam Syiah pertama. Dia termasuk golongan pemeluk Islam pertama dan salah satu sahabat utama Nabi. Secara silsilah, Ali adalah sepupu dari Nabi Muhammad. Pernikahan Ali dengan Fatimah az-Zahra juga menjadikannya sebagai menantu Nabi Muhammad. Beliau juga merupakan salah satu sahabat yang dijamin masuk surga oleh Nabi SAW.

  1. Awal mula penyebab perang Badar 

Pada bulan Rajab terjadi perang kecil antara utusan Rasulullah SAW yang dipimpin Abdullah bin Jahsy dengan kelompok dagang kaum kafir Quraisy. Perang kecil ini menjadi pemicu meletusnya Perang Badar yang terjadi pada bulan Ramadhan Tahun 2 Hijriyah (624 M), di dekat sebuah sumur milik Badr. Sebab utamanya adalah untuk memenuhi tekad kafir Quraisy membunuh Nabi yang berhasil meloloskan diri ke Madinah dan menghukum orang yang melindunginya.

  1. Perang Tabuk 

Perang Tabuk merupakan perang antara tentara Muslim melawan imperium Romawi, perang terakhir pada masa Nabi Muhammad saw. Perang ini terjadi pada bulan Rajab 9 H dan berakhir pada bulan Ramadhan di tahun yang sama. Kendati tidak sempat terjadi kontak fisik karena pasukan musuh menyerah sebelum bertempur, peperangan ini berlangsung selama 50 hari, dengan pembagian 20 hari Muslim berada di Tabuk dan 30 hari untuk menempuh perjalanan pulang pergi dari Madinah ke Tabuk. (Shafiyurrahman al-Mubarakfuri, Raḫîqul Makhtûm, [Riyadh: Muntada ats-Tsaqafah, 2013], h. 366)

  1. Perang Yarmuk

Pertempuran Yarmuk adalah perang antara Muslim Arab dan Kekaisaran Romawi Timur pada tahun 636. Pertempuran ini, oleh beberapa sejarawan, dipertimbangkan sebagai salah satu pertempuran penting dalam sejarah dunia, karena dia menandakan gelombang besar pertama penaklukan Muslim di luar Arab, dan cepat masuknya Islam ke Palestina, Suriah, dan Mesopotamia yang rakyatnya menganut agama Kristen. Pertempuran ini merupakan salah satu kemenangan Khalid bin Walid yang paling gemilang, dan memperkuat reputasinya sebagai salah satu komandan militer dan kavaleri paling brilian di zaman Pertengahan. Pertempuran ini terjadi pada masa pemerintahan khulafaur Rasyidin kedua, Umar bin Khattab.

  1. Pembebasan Baitul Maqdis, Palestina

Jumat, 2 Oktober 1187 atau pada 27 Rajab merupakan hari yang bersejarah bagi penduduk Palestina. Ketika itu, umat Islam berbahagia atas keberhasilan membebaskan Al-Quds yang telah terbelenggu di bawah pasukan Salib selama 88 tahun. Perjuangan selama tiga bulan dalam Perang Hittin akhirnya membuahkan kemenangan yang manis. Seluruh pencapaian ini tidak terlepas dari peran panglima pasukan termasyhur, Shalahuddin Al-Ayyubi.

  1. Pembebasan kota Hirrah, Irak 

Pada Masa Perluasan Kekhalifahan Rasyidin, Abu Bakar mengirimkan Khalid bin Walid sebuah surat yang tertulis di dalamnya “Penaklukan Al-Hirah dan Kufah dipercayakan kepadamu”. Pada bulan Mei 633 Masehi, Muslim Arab, di bawah Khalid bin Walid, menyerang kota berbenteng tersebut, yang dipertahankan dengan tembakan panah dari dalam benteng. Pertempuran berlangsung singkat dan warga kota dengan cepat menyerah dan membawa hadiah kepada Khalid bin Walid. Lima istana di dalam kota, yang indah, jatuh ke tangan kaum muslimin dan penduduk kota setuju untuk menyerah dan membayar upeti. Penduduk kota juga sepakat untuk memata-matai Persia Sassanid, seperti halnya yang dilakukan oleh penduduk Ullais. seperti yang dijelaskan Ibnu Katsir dalam Bidayah Wa An-Nihayahnya.

  1. Pembebasan Damaskus 

Kota Damaskus adalah salah satu kota tertua di dunia yang masih dihuni hingga sekarang. Nama kota Damaskus sendiri diambilnya dari bahasa Suriah kuno yang bermakna “kota yang dialiri air”. Pembebasan Kota Damaskus dari kekuasaan Romawi terjadi di bulan Rajab Tahun 14 H (635M). Pasukan muslim di bawah panglima Abu Ubaidah bin al-Jarrah dan Khalid bin Walid berhasil menaklukkan Damaskus dan menguasainya.

  1. Runtuhnya Turki Ottoman

Kesultanan Turki Usmani merupakan benteng terakhir umat Islam dalam bingkai kekhalifahan sebelum diruntuhkan Mustafa Kemal Ataturk pada 3 Maret 1924 M bertepatan 28 Rajab 1342 H. Kekhalifahan Islam ini dihapus oleh Mustafa Kemal Ataturk, seorang pemimpin sekuler anti-syariat Islam. Pasca Runtuhnya Kesultanan Ottoman Turki ini, kehidupan masyarakat Turki berubah menjadi sekuler. Islam yang selama ini menjadi pijakan hukum bermasyarakat diganti dengan sistem sekuler.

  1. Berakhirnya Sistem Khilafah

Turki Utsmani merupakan benteng terakhir umat Islam dalam bingkai Khilafah sebelum ‘diruntuhkan’ oleh Mustafa Kemal Ataturk. Kehancuran Kekhalifahan Turki Utsmani ini dilatarbelakangi oleh beberapa faktor baik itu faktor internal maupun eksternal. Disisi lain, beragam propaganda yang dilancarkan oleh negara-negara Eropa dan kenyataan bahwa saat kejadian berlangsung terjadi perang dunia pertama semakin membuat proses runtuhnya khilafah semakin cepat dari perkiraan. Keruntuhan ini tentulah bukan merupakan proses yang terjadi dalam waktu semalam, namun merupakan kumpulan dari rangkaian peristiwa yang saling ‘mendukung’ dan berkaitan satu sama lain.

  1. Wafatnya Imam Muslim

Al-Imam Abul Husain Muslim bin al-Hajjaj al-Qusyairi an-Naisaburi, atau sering dikenal sebagai Imam Muslim (821875) dilahirkan pada tahun 204 Hijriah dan meninggal dunia pada sore hari Ahad bulan Rajab tahun 261 Hijriah dan dikuburkan di Naisaburi. Beliau sudah belajar hadis sejak kecil seperti Imam Bukhari dan pernah mendengar dari guru-guru Al Bukhari dan ulama lain selain mereka. Orang yang menerima hadis darinya, termasuk tokoh-tokoh ulama pada masanya. Beliau juga telah menyusun beberapa tulisan yang bermutu dan bermanfaat. Yang paling bermanfaat adalah kitab Shahihnya yang dikenal dengan Shahih Muslim. Kitab ini disusun lebih sistematis dari Shahih Bukhari. Kedua kitab hadis shahih ini; Shahih Bukhari dan Shahih Muslim biasa disebut dengan Ash Shahihain. Kedua tokoh hadis ini biasa disebut Asy Syaikhani atau Asy Syaikhaini, yang berarti dua orang tua yang maksudnya dua tokoh ulama ahli hadits.

  1. Wafatnya Imam Syafi’i

Imam Syafi’i memiliki nama lengkap Muhammad bin Idris bin ‘Abbas bin ‘Usman bin Syaafi’ bin Saaib bin ‘Ubaid bin ‘Abdu Yazid bin Hasyim bin ‘Abdul Muthalib bin ‘Abdul Manaf. Ia merupakan salah satu ulama penting dalam dunia Islam. Dialah sang peletak dasar mazhab fikih Syafii, salah satu dari empat mazhab yang diikuti kalangan ahlus sunnah wa al-jama’ah.Imam Syafi’i meninggal dunia di Fusthat, Mesir, pada 204 Hijriah atau 819 Masehi. Seorang muridnya, al-Muzani, menuturkan bahwa Imam Syafi’i sempat sakit beberapa hari lamanya sebelum ajal menjemputnya.

  1. Wafatnya Khalifah Umar bin Abdul Aziz

Salah seorang khalifah terbaiknya, Umar bin Abdul Aziz, meninggal dunia pada tanggal 25 Rajab tahun 101 H di Deir Sam’an yang termasuk wilayah Provinsi Homs, Suriah. Kehidupannya yang jauh dari glamor kerajaan, membuat Umar enggan menggunakan fasilitas negara, bahkan tak meninggalkan banyak harta untuk diwarisi putra-putranya. Khalifah kedelapan Dinasti Umayyah ini wafat dengan meninggalkan empat belas orang putra. Posisinya sebagai khalifah kemudian digantikan oleh sepupunya, Yazid bin Abdul Malik (Dr. Abdussyafi Muhammad Abdul Lathif, Al-‘Alamul Islami fil ‘Ashril Umawi Dirasah Siyasiyyah, [Halab: Darussalam, 2008], h. 163)

  1. Lahirnya Nahdlatul Ulama’

NU didirikan pada 16 Rajab 1344 H yang bertepatan dengan tanggal 31 Januari 1926 di Kota Surabaya oleh seorang ulama dan para pedagang untuk membela praktik Islam tradisionalis sesuai dengan akidah Asy’ariyah dan fikih Mazhab Syafi’i dan kepentingan ekonomi anggotanya. Pandangan keagamaan NU dianggap “tradisionalis” karena mentoleransi budaya lokal selama tidak bertentangan dengan ajaran Islam.

Maka dari itu, kita sangat dianjurkan untuk banyak beribadah. Sebab Rajab merupakan bulan yang mustajab untuk berdoa, bulan yang sangat baik untuk bertaubat, bulan kemurahan di mana Allah semakin banyak memberi keberkahan. Adapun anjuran membaca dzikir yang Rasulullah biasa berdoa yang berbunyi:

اللَّهُـمَّ بَارِكْ لَنَا فِي رَجَبٍ وَ شَعْبَانَ وَ بَلِّغْنَا رَمَضَانَ

Artinya: “Ya Allah, berkati kami di bulan Rajab dan Sya’ban serta sampaikanlah kami ke bulan Ramadhan.” (HR. Baihaqi no. 3921 & HR. Bazzar no. 6468; hadis serupa ditemukan di Musnad Ahmad no. 2228). Bulan Rajab hanya berjarak sekitar dua bulan sebelum menuju Ramadhan. Artinya, bulan Rajab bisa menjadi momen terbaik untuk mempersiapkan diri menuju bulan Ramadhan. Dalam beberapa hadis disebutkan bahwa pada zaman Nabi Muhammad SAW, para sahabat berdoa dan berharap dipanjangkan umurnya di bulan Rajab. Umur panjang yang dimaksud adalah agar dapat selalu dipertemukan dengan bulan Ramadhan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *